BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kenaikan harga minyak dunia sebenarnya sudah mulai
terlihat sejak tahun 2000. Tiga tahun berikutnya harga terus naik seiring
dengan menurunnya cadangan minyak. Ada sejumlah faktor penyebab terjadinya
kenaikan, salah satunya adalah rendahnya jumlah cadangan minyak yang ada pada
saat ini. Kedua adalah naiknya permintaan dan di sisi lain terdapat
kekhawatiran atas ketidakmampuan negara-negara produsen untuk meningkatkan
produksi, sedangkan masalah tingkat utilisasi kilang di beberapa negara dan
menurunnya persediaan bensin di Amerika Serikat juga turut berpengaruh terhadap
posisi harga minyak yang terus meninggi. (Republika Online, Selasa 28 Juni
2005).
Hal ini kemudian direspon oleh pemerintah di beberapa
negara di dunia dengan menaikkan harga BBM. Demikia dengan Indonesia, DPR
akhirnya menyetujui rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar
minyak. Kebijakan kenaikan harga BBM dengan angka yang menakjubkan menimbulkan
dampak yang signifikan terhadap perekonomian.
Biaya produksi menjadi tinggi, harga barang kebutuhan
masyarakat semakin mahal sehingga daya beli masyarakat semakin menurun. Terjadinya
hubungan timbal balik antara naiknya biaya produksi dan turunnya daya beli
masyarakat, berarti memperlemah perputaran roda ekonomi secara keseluruhan di
Indonesia. Kondisi ini dapat mempengaruhi iklim investasi secara keseluruhan
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek naiknya
harga BBM tersebut disikapi oleh pelaku pasar, khususnya pelaku pasar modal
sebagai pusat perputaran dan indikator investasi.
Kontroversi kenaikan harga minyak ini bermula dari
tujuan pemerintah untuk menyeimbangkan biaya ekonomi dari BBM dengan
perekonomian global. Meskipun perekonomian Indonesia masih terseok mengikuti
perkembangan perekonomian dunia. Akibatnya, perilaku investasi di Indonesia
sangat memungkinkan mengalami perubahan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara kondisi masyarakat kecil di Indonesia sebelum dan sesudah
peristiwa kenaikan harga BBM ?
2. Bagaimana menanggulangi dampak
kenaikan harga BBM pada kondisi masyarakat kecil di Indonesia ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas softkill
Pengantar Bisnis
2. Untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan yang signifikan antara kondisi masyarakat kecil di Indonesia sebelum
dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM.
3. Untuk mengetahui bagaimana
menanggulangi dampak kenaikan harga BBM pada kondisi masyarakat kecil di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perubahan Masyarakat Sebelum dan Sesudah Kenaikan
Harga BBM
Bahan Bakar
Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan sangat penting dalam
semua aktivitas ekonomi. Dampak langsung perubahan harga minyak ini adalah
perubahan-perubahan biaya operasional yang mengakibatkan tingkat keuntungan
kegiatan investasi langsung terkoreksi. Tujuan investasi adalah untuk mancapai kemakmuran
melalui keuntungan maksimal, dan investor selalu berusaha mananamkan dana pada
investasi yang efisien dan relatif aman.
Kenaikan
harga BBM bukan saja memperbesar beban masyarakat kecil pada umumnya tetapi
juga bagi dunia usaha pada khususnya. Hal ini dikarenakan kenaikan pada pos-pos
biaya produksi sehingga meningkatkan biaya secara keseluruhan dan mengakibatkan
kenaikan harga pokok produksi yang akhirnya akan menaikkan harga jual produk. Kenaikan
harga Bahan Bakar Minyak memperberat beban hidup masyarakat yang pada akhirnya
akan menurunkan daya beli masyarakat secara keseluruhan. Turunnya daya beli
masyarakat mengakibatkan tidak terserapnya semua hasil produksi banyak
perusahaan sehingga secara keseluruhan akan menurunkan penjualan yang pada
akhirnya juga akan menurunkan laba perusahaan.
Sebelum
kenaikan harga BBM masyarakat masih memiliki daya beli yang cukup. Beban
masyarakat belum tidak terlalu besar dibandingkan seduah kenaikan harga BBM. Sebelum
kenaikan harga BBM penjualan terus meningkat dan pendapatan laba perusahaan
menjadi meningkat
2.2 Menanggulangi Dampak Kenaikan Harga BBM Pada Kondisi
Masyarkat Kecil
1. Dari sisi konsumen
Daya beli
pasti akan menurun. Tapi ini sejenak hanya 2 atau 3 bulan. Karena pelanggan
Indonesia tidak tahan untuk tidak membeli. Yang pasti terjadi pergeseran
sementara, pelanggan kelas menengah mencari produk lebih murah namun kualitas masih
bagus, pelanggan kelas bawah mencari yang paling murah. Pelanggan kelas atas
tidak terpengaruh terhadap naik atau tidaknya harga BBM.
2. Dari sisi produsen
Dari sisi
produsen, produksi tidak mungkin tutup. Produsen juga tidak langsung menaikkan
harga, dan mempunyai stok lama bahan produksi. Produsen juga takut menaikkan
harga, takut tidak terserap pasar. Jadi tidak mungkin semena-mena menaikkan
harga. Produsen dapat bersikap kreatif seperti mendesain produknya agar tidak
terlihat bahwa harganya naik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kenaikan
harga BBM selalu disertai dengan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok karena
BBM merupakan faktor bahan baku yang utama bagi sektor industri. Sehingga
dampak kenaikan harga BBM akan sangat dirasakan oleh masyarakat khususnya
masyarakat kecil. Untuk menyiasati kenaikan harga BBM bagi para produsen adalah
dengan cara makin kreatif, mencoba memberikan nilai tambah produk dari aspek
yang tidak menjadikan harga naik, seperti aspek desain, model dan aplikasi yang
menarik. Hal ini perlu dilakukan agar harga produk tidak ikut naik terlalu tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Agmon, Tamir. 1994. Inflasi, Dis-Inflasi,
Dan Keputusan Keuangan. Bandung: PT. Rineka Cipta
Arya Yoga, Dampak Kenaikan Harga BBM. 2008.
http://reincarbonated.multiply.com
Jawa Pos Online, 30 Januari 2007.
Mensiasati Dampak Kenaikan BBM Bagi Pengusaha Kecil.
Majalah Trend Data. Edisi Mei 2006.
Mulyono, Rubrik Pembaca Menulis, Kompas Cybermedia, 20
April 2006.
Sumber Internet :
http://kolom.pacific.net.id/ind/lain-lain/mohamad_ikhsan/kenaikan_harga_bbm_dan_
kemiskinan:_tanggapan_atas_tanggapan.html
http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2000/06/05/0048.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar